Saturday, 9 December 2017

#CareerCoach: Lulus Kuliah, Gimana Caranya Cari Kerja?


Mungkin bagi orang dengan tipe visioner seperti saya, mencari pekerjaan adalah hal yang sudah dipikirkan bahkan sebelum sidang skripsi. Tapi bagi sebagian mahasiswa, mereka baru memikirkan "mau ngelamar dimana ya?" setelah selesai ceremonial wisuda.

Sebagai orang yang sudah pernah melewati masa tersebut, dan sudah berganti posisi dari orang yang diinterview jadi orang yang menginterview, berikut beberapa tips dari saya bagi kalian yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan:

1. Cari Tahu Pekerjaan Apa yang Kalian Inginkan

Misal kamu anak accounting (seperti saya) coba cari tahu pekerjaan yang kamu idam-idamkan. Apakah menjadi akuntan di KAP-KAP besar seperti EY? Jadi auditor di perusahaan multinasional? Jadi staf keuangan di BUMN? Jadi pegawai bank? Apapun itu, kamu harus tahu apa yang kamu inginkan. Jangan asal ikut arus teman-teman.

2. Cari Tahu Perusahaan yang Kalian Inginkan

Biasanya kalau baru lulus kuliah, masing-masing orang pasti memiliki dream company list. Saat baru lulus kuliah, saya punya 3 kategori industri yang ingin saya masuki; Media, FMCG dan Cosmetics. Dari masing-masing kategori, saya sudah tahu perusahaan apa yang saya targetkan. Misalnya di media, saya ingin melamar ke MRA dan Trans TV. Untuk FMCG saya ingin melamar ke Unilever, Nestle, dan Coca Cola Amatil. Sementara untuk cosmetics, saya ingin melamar ke Loreal. Nah, kamu pun harus tahu, perusahaan apa sih yang kamu inginkan. Apakah kamu ingin berkerja di start up seperti Gojek, Traveloka, atau Tokopedia, atau kamu ingin bekerja di perusahaan yang lebih settle seperti Microsoft dan McKinsey? Pastikan kamu memiliki list yang sesuai dengan minat kamu.

3. Cari Lowongan di Berbagai Channel

Mulai dari situs-situs lowongan kerja seperti jobstreet dan qerja, melalui sosial media seperti linkedin, twitter maupun instagram (yes, banyak brand yang menggunakan instagram sebagai salah satu media komunikasi lowongan kerja), dari jobfair - mulai jobfair di kampus hingga jobfair di gedung pertemuan (tapi pastikan penyelenggara jobfair terpercaya, karena ini menentukan perusahaan yang menjadi partisipan) maupun dari referensi teman. Beberapa perusahaan juga aktif memposting lowongan kerja di career page mereka, so keep yourself updated with them.

4. Pahami Bahwa Ada Jenis Pekerjaan Baru

Di era digital ini, banyak sekali pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah ada, jadi ada. Misal, traffic analyst di suatu ecommerce. Apakah materi pekerjaan tersebut kamu dapatkan dari kampus? Saya rasa tidak, sehingga kalau kamu ingin bekerja di dunia digital atau start up, pastikan kamu juga memperluas pengetahuan kamu dengan isu-isu terkini di bisnis tersebut, dan pastikan kamu benar-benar memahami apa inti dari pekerjaan ini. Persiapan tersebut akan sangat diperlukan saat kamu sampai tahap interview.

5. CV yang Menarik (dan Portofolio, jika ada)

Kalau kamu sudah tahu apa yang kamu mau, maka kamu harus mulai membuat CV yang menarik. Sebagai orang yang sering menginterview maupun diinterview, saya menyukai CV dalam 2 lembar. 1 okay, 3 gak masalah juga. Tapi kalau lebih dari 3 lembar, sudah males banget bacanya. Kalau bingung cara membuat CV, coba googling CV kreatif, atau coba lihat linkedin page orang yang lebih senior, sehingga kamu tau apa sih yang perlu dicantumkan disitu. Kalau kamu belum memiliki pengalaman kerja, setidaknya kamu cantumkan pengalaman organisasi. Tapi secara pribadi saya lebih senang dengan anak yang telah memiliki pengalaman kerja meskipun hanya sebagai intern, setidaknya dia sudah familiar dengan dunia kantor. Nah, kalau kamu masih kuliah, ada baiknya dari sekarang cari side job, volunteer job ataupun intership, karena hal tersebut akan menjadi nilai plus bagi kalian. Untuk beberapa posisi seperti grafik desainer dan jurnalis, pastikan kamu juga mencantumkan portofolio kamu sehingga HRD & User akan lebih tertarik dengan lamaranmu. Ada beberapa perusahaan yang crosscheck ke instagram kamu, terutama untuk posisi-posisi yang terkait dengan seni misal photo stylist atau videographer. Jadi ada baiknya kalau kamu juga update hasil karya kamu disana.

6. Email yang Sopan (Optional)

Tidak semua lamaran pekerjaan hanya cukup upload CV, ada kalanya kamu harus mengirim email langsung ke HRD atau user yang memerlukan CV kamu. Ini poin yang cukup penting, jangan mengirimkan email ala kadarnya. Kirimlah email yang terstruktur, dengan bahasa yang baik dan sopan. Ada kalanya saya menerima email tanpa teks, jadi cuma attachment CV, atau ada juga yang hemat banget dalam menulis email. Misal: dear Bu Mega, terlampir CV saya ya, terima kasih. Hellowww, ini email lamaran pekerjaan bukan teks whatsapp, jadi tolong perhatikan bahwa isi email kamu bersifat formal. Coba cari di google cover letter supaya kamu ada gambaran bagaimana menulis email untuk melamar kerja.

7. Persiapan Interview

Ketika pada akhirnya kamu dihubungi oleh perusahaan untuk interview, persiapkan diri kamu sebaik mungkin. Baca dulu job description yang kamu lamar, dan pahami betul poinnya sehingga saat ditanya mengenai lingkup pekerjaan kamu bisa memiliki level of understanding yang sama dengan orang yang mewawancara. Hal yang tidak kalah penting adalah mencari tahu tentang perusahaan yang kamu lamar. Buka websitenya terlebih dulu dan cari info terkait. Hal ini akan menjadi nilai plus bagi kamu.

8. Etika Interview

Saya sering bertemu dengan orang yang terlalu pasif, terlalu mendramatisir hidupnya, atau terlalu PD. Bagi saya, segala hal yang terlalu adalah hal yang kurang baik. Sehingga saat interview ada baiknya kamu tetap tenang, tunjukkan bahwa kamu adalah orang yang optimis, cerdas, rajin, memahami pekerjaan, ramah, pekerja keras dan bisa diandalkan. Jangan terlalu berapi-api tapi jangan juga terlalu pemalu. Jika kamu sudah 4 bulan menjalani interview 50 kali dan belum ada hasil, jangan tunjukkan kalau kamu terlalu bosan atau desperate dengan interview yang saat ini sedang kamu jalani. Untuk beberapa pekerjaan, pastikan kamu bisa berbahas inggris dengan baik, kalaupun kamu tidak bisa, dibisa-bisain aja dan jangan terlihat panik. Tidak perlu memikirkan grammar, biasanya interview dalam bahasa inggris merupakan salah satu uji mental.

9. Dress To Impress

Beberapa orang tidak mempedulikan penampilannya saat interview, karena mereka merasa pengetahuaan dan kemampuannya bisa membawa mereka mendapatkan pekerjaan ini. Bayangkan jika ada 4 orang pelamar dengan kualifikasi yang sama bagusnya dengan kamu. Semua aspek prestasi sama, lantas apa yang akan membedakan? Penampilan. HRD atau user akan lebih percaya orang dengan penampilan yang baik daripada berpenampilan biasa saja, jadi dress to impress adalah hal informal yang harus diperhatikan saat interview pekerjaan, terutama jika kamu melamar di bisnis fashion dan beauty. Perhatikan juga baju yang kamu pakai, jangan kenakan baju kasual untuk melamar ke bank atau financial institution maupun sebaliknya, mengenakan baju yang terlalu formal untuk melamar ke fashion retail. Karena ini akan mengurangi nilai kamu di mata interviewer.

10. Persiapan Psikotest

Masing-masing tes di perusahaan akan berbeda, ada interview dulu baru psikotes, ada psikotes dulu baru interview. Mayoritas, psikotes akan selalu ada untuk entry level position. Tenang, walaupun ada tes IQ, tapi psikotes seringnya dipake untuk melihat behaviour kamu. Apakah kamu extrovert atau introvert, sanguine atau melankolis, conceptor or doer, hal ini digunakan untuk menilai apakah sifat kamu sesuai dengan pekerjaan yang kamu lamar. Psikotes memang menjadi momok bagi para fresh graduate, tapi dengan sering melakukan latihan soal, kamu akan terbiasa. Jadi saran saya, kalau kamu merasa psikotes ini agak menyulitkan, kamu bisa mencoba latihan soal yang bisa kamu dapat di internet atau di toko buku. Tidur cukup dan sarapan sebelum menjalani psikotes juga cukup berpengaruh sehingga kamu akan lebih fokus dalam mengerjakan soal yang biasanya diberi durasi untuk mengerjakan per bagian. Tapi jika kamu berkali-kali gagal dalam psikotes, ada baiknya kamu lihat lagi apakah pekerjaan yang kamu lamar sesuai dengan sifat kamu? Misal kamu seorang introvert, yang tidak suka bersosialisasi, melamar pekerjaan Sales - General Trade atau kamu seorang sanguine, yang tidak suka pekerjaan terkait dengan detail, melamar sebagai akuntan, bisa saja dari hasil psikotes, HRD akan menilai bahwa sifat kamu tidak sesuai dengan pekerjaan yang kamu lamar. Jika memang seperti itu, kamu bisa mencoba melamar posisi lain, misal kamu seorang sanguine, sifat easy going kamu akan lebih cocok untuk mengisi posisi sebagai marketing.

Semoga beberapa tips ini bisa membantu kamu untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan. Kalau ada pertanyaan boleh ditulis di kolom komentar. Goodluck!