Thursday 21 September 2017

#CareerCoach: Salah Jurusan Kuliah, Lalu?

Salah jurusan kuliah adalah penyakit saya di masa muda. Kalau Anda memiliki pengalaman yang sama, atau saat ini merasa sedang berada di keadaan salah jurusan, saya berharap cerita saya bisa menjadi gambaran: ternyata salah jurusan tidak akan mempengaruhi masa depan kita seterusnya, asaaal kita bisa memahami apa keinginan kita di masa mendatang

Kenapa sih bisa salah jurusan?

Saya adalah orang dengan banyak cita-cita. Sejak kecil, saya suka menonton pertandingan badminton, saat itu saya bercita-cita ingin menjadi atlet seperti Susi Susanti. Namun saat TK, saya mengenal profesi pramugari, dan sejak itu saya menempatkan pramugari sebagai dream job saya. Sayangnya, saat saya duduk di bangku SMA, saya sadar bahwa saya tidak bisa menjadi pramugari karena banyak sekali syarat fisik yang tidak bisa terpenuhi. So, bye-bye dream job! Saya juga bercita-cita jadi penulis, punya salon, punya restoran, punya butik, punya hotel, jadi bupati, jadi menteri, huff banyak deh! Tapi nggak benar-benar ada yang diseriusin.

Saking banyaknya cita-cita yang saya miliki, saya jadi nggak fokus. Menurut saya, tahu apa yang kita mau sedari dini itu penting. Minat & bakat yang kita miliki pun, harus kita pahami betul. Sayangnya dalam sistem pendidikan yang saya dapat it didn't work that way. Menurut saya nih ya, sejak kecil kita selalu didoktrin untuk menggunakan otak kiri dan mengasahnya setiap saat. Sementara otak kanan lebih terabaikan. Sejak kecil saya suka menulis, saya suka gambar (walaupun tidak pernah bisa menggambar dengan baik), suka dengan kerajinan tapi tidak diasah secara optimal, dan suka olahraga. Sementara di masa-masa SMA saya tidak punya role model yang tepat, menurut analisa saya, itu juga menjadi kekurangan diri saya di masa lalu. Karena kurang referensi role model, sehingga saya tidak tahu apa yang ingin saya capai di masa mendatang. Well, saat itu saya suka dengan Fira Basuki, namun saya merasa jauuuh banget buat jadi seseorang seperti mbak Fira; penulis sekaligus editor in chief. Jadi saya mengubur dalam-dalam keinginan saya untuk menjadi seperti beliau. Tapi siapa yang tahun 10 tahun dari masa itu, akhirnya saya bisa jadi Editor in Chief untuk eMagazine kantor saya! Masa depan memang lucu, kuncinya adalah never give up on your dream!

Di sisi lain, keluarga adalah orang terdekat yang membentuk diri kita. Kebetulan Bapak saya adalah guru akuntansi, dan bagi beliau akuntan maupun auditor adalah pekerjaan yang menjanjikan sehingga beliau sangat mendukung saya untuk masuk ke jurusan akuntansi saat kuliah nanti. Saya yang belum tahu apa yang saya inginkan, mengiyakan saja. Saat saya pindah sekolah, dari SMA 1 Pati ke SMA 1 Rembang, barulah saya bertemu dengan teman-teman yang memiliki minat di bidang seni, seperti seni arsitektur dan desain komunikasi visual. Sejak bertemu mereka, entah kenapa saya merasa bahwa otak kanan saya jarang sekali digunakan selama ini, sehingga akhirnya saya kembali mencari tahu apa yang benar-benar saya suka dan muncullah jawaban: saya suka dunia komunikasi. Namun saat itu saya belum tahu pasti komunikasi seperti apa yang saya sukai; jurnalistik, broadcasting, periklanan atau public relation. Kenapa saya tidak tahu hal-hal tersebut? Kembali lagi ke cerita di atas: Kurangnya referensi! Saya memang suka membaca buku, namun buku yang saya temukan di perpustakaan maupun di rental buku lebih banyak berisi novel (fiksi & non fiksi), ilmu agama, budidaya pertanian dan majalah remaja. Saya tidak pernah tahu apa itu pekerjaan jurnalis, creative, art director, copywriter maupun PR. Mungkin jika saya sudah paham tentang pekerjaan-pekerjaan tersebut saat SMA, saya akan lebih menekuni bidang tersebut dan mulai fokus dengan minat saya.

Akuntansi Undip 2006
Saat UMPTN, saya mengisi Akuntansi & Komunikasi sebagai jurusan yang saya pilih. Mungkin doa orang tua saya lebih mujarab dibanding doa saya sendiri, sehingga diterimalah saya di jurusan akuntansi. Meeen, asliii, saya sadar bahwa saya salah masuk jurusan saat menemukan teman-teman yang asyik menghitung angka-angka sementara saya lebih suka menulis artikel majalah, bekerja sampingan sebagai SPG atau menjadi MC dadakan untuk acara kampus. Saat saya kuliah, saya akhirnya menemukan passion saya: semua hal yang terkait dengan pekerjaan kreatif dan komunikatif. Tapi karena orang tua saya sudah membiayai saya kuliah sampai sejauh ini dan akan sayang jika saya menyerah di tengah jalan, saya pun menjalani kuliah sebaik mungkin dan mengisi waktu luang dengan hal yang terkait dengan passion saya.

Efek keseringan baca blog Diana Rika Sari
Saya bekerja sampingan sebagai SPG, dancer dan model. Not for the sake of money, but experience and networking. Karena pekerjaan inilah saya akhirnya dipercaya sebuah local production house untuk menjadi presenter dalam acara liputan Jateng Fair. Saat magang, instead of magang di Kantor Akuntan Publik, saya memilih magang di Olga! majalah remaja milik Suara Merdeka Group sebagai Fashion Journalist. Saya yang memang suka mix & match baju karena keracunan blognya Diana Rika Sari dan Lookbook.nu merasa sangat bahagia saat akhirnya bisa ikutan photoshoot secara langsung walaupun masih sebatas anak magang. Tapi pengalaman tersebut tidak akan pernah saya lupakan. Di luar kampus juga saya aktif bersama beberapa teman membuat majalah indie tentang perkembangan musik di Semarang, sehingga akhirnya kami gigs-hoping ke berbagai gigs di Semarang & Jogja, serta berencana membuat Event Organizer yang batal dilakukan karena creator majalah ini keburu balik ke Bali. Dunia kampus saya terasa sangat berwarna, karena selain menjalankan tugas saya sebagai mahasiswa akuntansi, saya juga aktif mengembangkan passion saya. Walaupun menyita energi, namun saya yakin, suatu saat hal ini pasti berguna.

Shooting Liputan Jateng Fair 2010
Salah jurusan juga memotivasi saya untuk segera menyelesaikan kuliah, nah hal positif seperti ini yang seharusnya dilakukan oleh para mahasiswa yang salah jurusan. Instead of males-malesan dan akhirnya lulus lama banget, ada baiknya para mahasiswa ini harus termotivasi untuk cepat lulus supaya keluar dari segala macam "siksaan salah jurusan" ini.

Jadi bagi Anda yang saat ini merasa salah jurusan, bring it on! Tantangannya adalah bagaimana bisa membuat dunia kampus Anda menyenangkan, dan waktu luang Anda berguna untuk menyerap banyak ilmu dari sekitar yang dapat meningkatkan keahlian di bidang yang Anda sukai. So, be creative! Get out, see the world, get a life and make a lot of connection!

How To Find A Suitable Job?

Setelah lulus kuliah, sesungguhnya saya nggak tahu mau jadi apa. Saya coba semua kemungkinan, tapi yang dekat dengan minat saya dulu; saya apply untuk jadi Reporter TV One dan gagal, kalau ini bukannya saya kurang cakep ya tapi karena saya apply untuk posisi reporter berita tapi saya apalnya bukan the latest news but the latest gossip. So, minat saja tidak cukup, Anda juga perlu meningkatkan pengetahuan Anda terutama yang dekat dengan pekerjaan yang Anda inginkan. Saya juga pernah apply menjadi Creative Trans TV, but then again, saya gagal di interview karena saya tidak tahu bagaimana pekerjaan Creative itu. Jadi bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan, ada baiknya Anda cari tahu sedikit saja tentang pekerjaan tersebut. Saya juga pernah apply ke majalah Cosmopolitan sebagai Fashion Journalist, tapi gagal juga karena persiapan yang kurang matang; tidak membawa portofolio dan saat saya datang untuk interview, penampilan saya kayak mbak-mbak yang mau kerja di bank. Pengalaman ini membuat saya percaya dengan Dress to Impress, yang akan saya bahas lebih lanjut di postingan berikutnya.

Pekerjaan Pertama Sebagai Brand Executive Soyjoy
Setelah 3 bulan mencari pekerjaan, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan pertama di Soyjoy sebagai Brand Executive yang memiliki job description menjadi pelaksana Brand Activation. Saya belajar banyak hal disana; managing event, dealing with Key Opinion Leader atau Influencer, dan pertama kalinya berkenalan dengan Digital Marketing. Dari pekerjaan saya yang pertama ini, saya tahu apa yang saya inginkan dalam karir: menjadi Marketing Manager dalam 5 tahun ke depan. Well, saya tipe orang yang harus punya life goal sebagai pedoman hidup, jadi penting sekali untuk punya hal yang ingin dicapai, sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk mencapai hal tersebut.

Seiring dengan perubahan kondisi dan peningkatan karir saya, saya sadar bahwa otak kanan saya selama ini tidak dirangsang secara optimal. Andai dulu saya sudah tahu ingin jadi apa saat saya besar nanti, mungkin saya akan lebih banyak belajar tentang fotografi, mix & match baju, atau manajemen brand. Tapi bagi saya, tidak ada kata terlambat. Kini saat makin banyak referensi dan opportunity yang saya miliki, saya harus lebih cepat menyerap semuanya sehingga saya tidak akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri. Selain itu, saya juga ingin berkontribusi kepada generasi muda dengan membagikan ilmu serta pengalaman yang saya miliki supaya mereka paham dengan diri mereka sendiri dan pada akhirnya dapat berkontribusi kepada komunitas terdekatnya. Terima kasih kepada Kelas Inspirasi, semoga nanti anak-anak Indonesia di pelosok tidak hanya tahu profesi Dokter, Polisi dan Guru tapi juga profesi kreatif. Namun bagi saya, Kelas Inspirasi ini juga penting untuk siswa SMA, karena di level pendidikan inilah dimana para remaja menjadi galau mau jadi apa kelak, sehingga mereka harus lebih diarahkan.

Ingat, saat Anda salah jurusan, jangan khawatir, masih banyak jalan menuju Roma! Find what your true passion is, back on the track and ride even faster! Thus, you will find your key of a happier life!

Xoxo,

Sunday 17 September 2017

#AcneDiary: My Acne Series Product Review

Melanjutkan postingan saya tentang pengobatan jerawat yang saya coba, setelah mendapatkan pencerahan dari Bali trip saya yang terakhir, akhirnya saya ke apotek cari Mediklin. Harganya sekitar Rp 50,000-an. Selain Mediklin, saya juga berbelanja lemon dan madu yang saya gunakan sebagai masker wajah.

Mediklin sih highly recommended ya, tapi bagi saya, obat ini perih bangeeet. Apalagi dikombinasikan dengan masker lemon, my face feels like burned. So I stop. Tapi belum ada sebulan penggunaan, perubahan pada jerawat terasa, jerawat jadi mengering. But then again, saya nggak sanggup, jadi saya stop.

Long story short, atas rekomendasi dan nyoba-nyobain produk teman-teman dekat saya, akhirnya saya memakai beberapa produk ini; Oxy 10, Hatomugi, Oxy Cover dan Hadalabo Anti Aging. Berikut review saya mengenai produk tersebut.



OXY 10

I may say, Oxy 10 is a miracle. Cliche? I think not. Oxy 10 adalah produk untuk mengobati jerawat dengan kandungan 10% Benzoyl Peroxide, zat yang mampu melawan bakteri penyebab jerawat. Cara pemakaiannya adalah dengan mengoleskan krim tersebut pada jerawat dan voila, dalam 1-3 hari jerawat akan mengering. Pada kasus saya, karena yang jerawatan hampir semuka, makanya saya ngolesinnya kayak ngolesin krim malam. Kulit kering adalah salah satu efek yang ditimbulkan oleh Oxy 10. Selain kering, kulit saya kehilangan kelenturannya sehingga muncul kerutan. Akhirnya saya kombinasikan dengan produk kedua: Hatomugi.

Anyway, Oxy 10 ini tidak dijual di Indonesia, hanya di Singapore. Tapi jangan sedih, dengan kemajuan tekhnologi saat ini, Anda dapat dengan mudah membelinya di Tokopedia maupun Online Shop di Instagram. Harga 25 gr Oxy 10 sekitar SGD 9 di Indonesia ada yang menjual Rp 75,000 - Rp 125,000. Ada juga kemasan yang lebih kecil 10 gr dengan harga sekitar SGD 4,5 dan dijual sekitar Rp 45,000 - Rp 55,000.

Oh ya, selain Oxy 10, ada juga Oxy 5. Bedanya terletak pada persentase kandungan Benzoyl. Bagi kamu yang jerawatnya tidak terlalu parah, kamu bisa mencoba Oxy 5 terlebih dulu. Kalau Oxy 5 tidak terlalu memberikan efek yang nyata, kamu bisa beralih ke Oxy 10. Karena kondisi kulit dan jerawat saya yang cukup parah, saya langsung memutuskan untuk menggunakan Oxy 10. Awal pemakaian agak perih tapi menurut saya tidak seperih Mediklin. Sejak pakai Oxy 10, saya tidak lagi menggunakan masker lemon, karena jerawat cepet banget kempesnya. Kalau kamu masih ragu dengan Oxy 10, kamu bisa baca review dari pengguna lainnya di Female Daily.

Jerawat saya memang cepat kering dan hilang, namun bukan berarti tidak ada lagi jerawat ya. Jerawat bulanan yang disebabkan karena haid tetap datang, tapi jerawat lainnya tidak lagi ada. Jadi saya cukup merekomendasikan produk ini bagi kamu yang saat ini sedang mencari obat jerawat yang aman dan bekerja dengan cepat.

Hatomugi

Atas rekomendasi teman, saya membeli Hatomugi untuk mengatasi kulit kering saya yang disebabkan karena pemakaian Oxy 10. Hatomugi bisa digunakan sebagai toner dan masker. Jadi saya membersihkan muka saya dengan produk ini, lalu cuci muka. Setelah itu saya menotolkan Hatomugi pada kapas dan mengompres muka saya dengan kapas-kapas tersebut. Dalam 2-3 minggu, kulit saya berangsur-angsur membaik dan kembali halus.

Teman saya mengatakan, Hatomugi ini adalah FTE SK II ala-ala. Kenapa menyebutnya seperti itu? Karena efek yang ditimbulkan hampir sama tapi harganya murah banget. Untuk produk sebesar itu harganya hanya Rp 90,000-an. Produk kecantikan Jepang ini bisa Anda dapatkan di Watson atau Guardian. Wajib banget dicoba!

Oxy Cover

Oxy Cover ini sama halnya dengan Oxy 10, mengandung benzoyl untuk mengatasi masalah jerawat. Bedanya, Oxy Cover ini berwarna coklat, jadi Anda bisa mengaplikasikannya untuk menutupi jerawat saat akan pergi ke kantor atau acara lainnya. Selain bisa mengobati jerawat, Oxy Cover juga berfungsi sebagai concealer. Smart product!

Oxy Cover juga tidak dijual di Indonesia, tapi kamu bisa dengan mudahnya membeli produk ini di Tokopedia maupun Online Shop di Instagram. Sizenya hanya ada 1, 25 gr, harganya saya lupa tapi sepertinya 11-12 sama Oxy 10.

Hadalabo

Sebenarnya perkenalan saya dengan Hadalabo berawal dari ketidaksengajaan. Jadi waktu itu adek saya nitip dibeliin starter pack Hadalabo, tapi dia tidak tahu perbedaan ketiga starter pack yang berbeda warna itu. Saya baca satu per satu dan ketemulah dengan Hadalabo merah yang berfungsi sebagai anti aging. Saya tertarik dengan produk ini karena, walaupun kulit saya sudah tidak kering lagi, tapi kerutan di area mata belum menghilang. Saat itu, saya mencoba pelembab Skin Aqua yang sangat direkomendasikan oleh beberapa orang di Female Daily dan juga oleh seorang teman. Tapi mungkin karena kulit saya semacam kulit badak yang tebal banget, jadi Skin Aqua ini kurang maksimal untuk mengatasi masalah kulit yang saya alami.

Starter pack ini terdiri dari 3 produk; facial wash, lotion dan milk. Well, sebenarnya saya kurang paham juga beda fungsi lotion dan milk, tapi saya kombinasikan saja penggunaannya. Saya menggunakan produk ini di malam dan pagi hari. Step yang saya lakukan untuk penggunaan di malam hari adalah sebagai berikut; bersihkan muka dengan toner Hatomugi, lalu cuci muka dengan Hadalabo Facial Wash, lalu kompres muka dengan Hatomugi selama 10-15 menit, terakhir oleskan Lotion kemudian Hadalabo Milk. Untuk penggunaan di pagi hari, stepnya sebagai berikut; cuci muka dengan Hadalabo Facial Wash, lalu bersihkan muka dengan Hatomugi, terakhir aplikasikan Lotion kemudian Milk. Perubahan pada kulit saya terlihat dalam minggu ke-3, kerutan di bagian mata berangsur-angsur menghilang dan kulit kembali kenyal. Starter pack ini murah banget, harganya cuma Rp 35,000 dan bisa Anda beli di Watson, Guardian atau Century.

Lalu bagaimana dengan Oxy 10 dan Oxy Cover? Saya menggunakan Oxy 10 jika ada jerawat yang meradang, ditotol di area yang berjerawat setelah aplikasi Hadalabo Milk. begitupun untuk Oxy Cover, saya totolkan di area bekas jerawat yang ingin saya samarkan setelah penggunaan Hadalabo Milk.

Jerawat berangsur-angsur hilang
Juli 2017 - Lumayan mulus ya
Saya mulai menggunakan kombinasi produk ini pada bulan Januari 2017, dan hasilnya memang tidak instan. Tapi pada bulan Juli 2017, hasilnya bisa Anda lihat pada foto saya berikut ini. Sorry saya tidak bisa memberikan foto saya saat jerawatan dulu, jadi tidak ada perbandingan before & after. Maklum pas jerawat saya banyak banget, jangankan selfie, foto dari jauh saja suka males. Kalaupun foto, editannya yacalam banget deh.

Hikmah dari pengobatan jerawat yang saya lakukan selama hampir 1 tahun ini adalah, sebagai wanita kita harus paham bahwa kulit masing-masing orang berbeda, sehingga membutuhkan perawatan yang berbeda pula. Produk-produk yang saya coba ini bisa jadi berhasil pada kulit saya, tapi belum tentu berhasil pada kulit Anda. Kalau saat ini Anda masih berjuang dalam memerangi jerawat, pesan saya adalah sabar dan jangan menyerah. Keep trying! Semoga review saya ini bermanfaat ya, dan jangan lupa untuk selalu cuci muka secapek apapun Anda, serta tidur di bawah jam 12 malam karena kurang tidur juga bisa memicu timbulnya jerawat.

Love,
M

Thursday 7 September 2017

Wanita dan Tas



Bekerja di dunia fashion adalah cita-cita saya sejak mengenal majalah Cosmopolitan, which is bukan cita-cita dari kecil, tapi baru saat saya menginjak bangku kuliah. Iya, jaman SMA saya belum dibolehin Ibu saya membaca majalah dewasa seperti Cosmo ini. Ditambah lagi saya suka sekali dengan film The Devil Wears Prada, sehingga bekerja di dunia fashion itu terlihat keren dan menantang.

Karir saya di dunia fashion dimulai saat saya bekerja untuk sebuah surfing brand, lalu beralih ke timepieces brand dan saat ini saya bekerja di local e-commerce yang menjual luxury accessories. Masing-masing brand memiliki market segment yang berbeda. Di company kedua baru saya menemukan apa yang saya cari: fashion bagi wanita dewasa!

Setelah beberapa tahun bekerja di industri ini, apalagi saat saya bekerja untuk brand aksesoris, saya menemukan fakta bahwa fashion bagi wanita bukan hanya sebatas mempercantik diri dengan baju-baju bagus dan sepatu cantik, lebih dari itu, fashion bagi wanita adalah suatu pernyataan; pernyataan siapa dirinya, pernyataan bagaimana seleranya dan pernyataan dimana kelasnya.

Don't judge a book by its cover, adalah hal yang sering kita dengar, bahwa kita disarankan untuk tidak melihat penampilan luar seorang manusia. Mungkin hal ini benar, jangan menghakimi seseorang hanya dari baju apa yang ia kenakan ke kantor, sepatu apa yang dia pilih saat olahraga atau tas apa yang dia bawa saat meeting. Tapi ironisnya, hampir sebagian besar wanita, akan selalu memberikan penilaian singkat dengan hanya melihat dari penampilan luar wanita lainnya.

Terlepas dari social judgement, saya ingin membahas sisi internal wanita saat memutuskan membeli fashion item yang ia inginkan. Dulu saya pikir baju yang bagus adalah hal yang wajib wanita miliki, jadi sah-sah saja bagi seorang wanita membeli baju sebulan sekali. Tapi ternyata baju bukanlah satu-satunya hal yang penting, justru hal-hal kecil seperti aksesoris adalah hal-hal yang wajib dimiliki seorang wanita untuk menunjukkan siapa dia yang sebenarnya, terutama: TAS!


Demam Hermes di kalangan sosialita adalah satu dari sedikit isu mengenai wanita dan tas. Apakah benar wanita membeli ini hanya demi prestige semata? Jika Anda merasa para wanita rela menghabiskan ratusan juta hingga milyaran uang hanya demi gengsi, Anda salah dalam menilai para wanita ini. Sebuah studi yang dilakukan Banananina dan Fara, seorang Sarjana dari Curtain University menemukan bahwa alasan utama membeli tas mewah adalah untuk reward atas pencapaiannya dalam hidup. Para responden menilai mereka layak mendapatkan tas mewah tersebut karena telah bekerja keras untuk dapat membelinya. Jadi, lebih dari sekedar gengsi, membeli tas mewah bagi seorang wanita adalah suatu pencapaian. Mereka akan merasa bahagia sekaligus bangga pada dirinya sendiri saat menenteng tas itu ke kantor, ke mall atau saat berkumpul dengan teman-temannya.

Tas bukan hanya sekedar fashion accessories. Hanya dengan 1 tas, Anda sudah dapat menempatkan diri Anda pada kelas tertentu. Apakah Anda kelas newbie in luxury bag? Apakah Anda baru memasuki periode mapan? Atau Anda memang penggila tas? Semua bisa terjawab dari tas yang Anda tenteng.

Tak dapat dipungkiri, dengan makin banyaknya kelas menengah di Indonesia, permintaan akan tas mewah juga semakin meningkat. Bahasan saya mengenai wanita dan tas akan lebih banyak lagi di artikel selanjutnya. Jadi jika Anda adalah pecinta tas, jangan lupa untuk meninggalkan komentar Anda mengenai artikel-artikel saya.

xoxo,
M