Bekerja di dunia fashion adalah cita-cita saya sejak mengenal majalah Cosmopolitan, which is bukan cita-cita dari kecil, tapi baru saat saya menginjak bangku kuliah. Iya, jaman SMA saya belum dibolehin Ibu saya membaca majalah dewasa seperti Cosmo ini. Ditambah lagi saya suka sekali dengan film The Devil Wears Prada, sehingga bekerja di dunia fashion itu terlihat keren dan menantang.
Karir saya di dunia fashion dimulai saat saya bekerja untuk sebuah surfing brand, lalu beralih ke timepieces brand dan saat ini saya bekerja di local e-commerce yang menjual luxury accessories. Masing-masing brand memiliki market segment yang berbeda. Di company kedua baru saya menemukan apa yang saya cari: fashion bagi wanita dewasa!
Setelah beberapa tahun bekerja di industri ini, apalagi saat saya bekerja untuk brand aksesoris, saya menemukan fakta bahwa fashion bagi wanita bukan hanya sebatas mempercantik diri dengan baju-baju bagus dan sepatu cantik, lebih dari itu, fashion bagi wanita adalah suatu pernyataan; pernyataan siapa dirinya, pernyataan bagaimana seleranya dan pernyataan dimana kelasnya.
Don't judge a book by its cover, adalah hal yang sering kita dengar, bahwa kita disarankan untuk tidak melihat penampilan luar seorang manusia. Mungkin hal ini benar, jangan menghakimi seseorang hanya dari baju apa yang ia kenakan ke kantor, sepatu apa yang dia pilih saat olahraga atau tas apa yang dia bawa saat meeting. Tapi ironisnya, hampir sebagian besar wanita, akan selalu memberikan penilaian singkat dengan hanya melihat dari penampilan luar wanita lainnya.
Terlepas dari social judgement, saya ingin membahas sisi internal wanita saat memutuskan membeli fashion item yang ia inginkan. Dulu saya pikir baju yang bagus adalah hal yang wajib wanita miliki, jadi sah-sah saja bagi seorang wanita membeli baju sebulan sekali. Tapi ternyata baju bukanlah satu-satunya hal yang penting, justru hal-hal kecil seperti aksesoris adalah hal-hal yang wajib dimiliki seorang wanita untuk menunjukkan siapa dia yang sebenarnya, terutama: TAS!
Demam Hermes di kalangan sosialita adalah satu dari sedikit isu mengenai wanita dan tas. Apakah benar wanita membeli ini hanya demi prestige semata? Jika Anda merasa para wanita rela menghabiskan ratusan juta hingga milyaran uang hanya demi gengsi, Anda salah dalam menilai para wanita ini. Sebuah studi yang dilakukan Banananina dan Fara, seorang Sarjana dari Curtain University menemukan bahwa alasan utama membeli tas mewah adalah untuk reward atas pencapaiannya dalam hidup. Para responden menilai mereka layak mendapatkan tas mewah tersebut karena telah bekerja keras untuk dapat membelinya. Jadi, lebih dari sekedar gengsi, membeli tas mewah bagi seorang wanita adalah suatu pencapaian. Mereka akan merasa bahagia sekaligus bangga pada dirinya sendiri saat menenteng tas itu ke kantor, ke mall atau saat berkumpul dengan teman-temannya.
Tas bukan hanya sekedar fashion accessories. Hanya dengan 1 tas, Anda sudah dapat menempatkan diri Anda pada kelas tertentu. Apakah Anda kelas newbie in luxury bag? Apakah Anda baru memasuki periode mapan? Atau Anda memang penggila tas? Semua bisa terjawab dari tas yang Anda tenteng.
Tak dapat dipungkiri, dengan makin banyaknya kelas menengah di Indonesia, permintaan akan tas mewah juga semakin meningkat. Bahasan saya mengenai wanita dan tas akan lebih banyak lagi di artikel selanjutnya. Jadi jika Anda adalah pecinta tas, jangan lupa untuk meninggalkan komentar Anda mengenai artikel-artikel saya.
xoxo,
M
No comments:
Post a Comment