Sebagai orang yang bekerja selama 7 tahun di dunia Marketing, saya melihat beberapa opportunity freelance job yang cocok buat kamu yang suka membuat konten, kreatif, dan mau belajar. Pengalaman ini saya dapat saat saya menjadi klien maupun saat saya mengerjakan pekerjaan reguler.
Saya ingin memberikan ide kepada teman-teman yang barangkali tertarik menjadikan pekerjaan ini side job. Kenapa bukan saya sendiri yang melakukannya? Karena saya lebih tertarik untuk mengisi waktu luang saya dengan gibah dan menambah berat badan, ehehe. Becanda deng, because my job pays my bill very well, and I do enjoy my spare time to have a quality time with my loved ones, so yeah I prefer do my regular job and enjoy weekend to the fullest. Sekaligus saya lebih suka kalau opportunity ini diisi oleh orang-orang yang benar-benar haus akan pekerjaan dan tambahan uang jajan. Here the list goes!
1. Pembuatan Foto Katalog
Saat saya bekerja di suatu fashion brand, pekerjaan saya setiap season adalah membuat Campaign Image, Product Catalogue, beserta turunannya. I love my job a lot! Membuat photoshoot itu seru; styling wardrobe, milih model, milih lokasi photoshoot, milih fotografer, bikin storyboard, siapin aksesoris, direct photoshoot, supervisi layout, cetak katalog, upload katalog ke web/socmed, bikin video BTS, OMG it's soooo fun! Mulai dari assisten stylist sampai jadi director, dan terakhir produser, rasanya seru sekali. Banyak ilmu yang saya dapat saat menjalankan photoshoot. Saya gak punya background apapun dalam pekerjaan ini, hanya modal mau belajar. Banyak drama juga yang saya temui selama bekerja, mulai dari ribut sama external graphic designer, drama sama model agency, drama sama cuaca, drama sama tim sendiri, banyaaaak! Tapi tentu saja hal itu yang membentuk saya hari ini.
Well, monmaap ya kalau saya malah jadi flashback to the good old days. Karena intinya saat saya mengerjakan project ini saya jadi melihat peluang untuk mebuatkan Campaign Image brand lain. Apalagi saat ini usaha konten adalah usaha yang sedang naik daun. Buatlah portofolio yang menarik dari pekerjaan fotografi fashion yang pernah kamu buat sebelumnya, lalu kirimlah foto-foto tersebut kepada brand owner terutama mereka yang bisnisnya masih skala UKM atau mereka yang punya website namun masih sederhana sekali. Kalau kamu fotografer, hal ini tentu akan semakin mudah, karena kamu bisa menjual jasa fotografi kamu saja, atau bisa sepaket dengan model, MUA, stylist, dan lokasi. Food photography juga semakin menjanjikan, minggu lalu saya ke Bakerzin, I'm impressed with their new menu book. Sangat kekinian sekali, dengan kombinasi menu lama dan baru sehingga restaurant ini semakin relevan. Tantangannya adalah, bagaimana menemukan klien. Ini adalah masalah yang sebenernya bisa kamu temukan jawabannya jika kamu aktif networking dan jualan.
Selain membuat Campaign Image, sesungguhnya yang sedang hype saat ini adalah Jasa Pembuatan Foto Katalog. Dengan berkembangnya internet, ecommerce, marketplace, dan local brand. kebutuhan akan katalog dengan estetika tinggi namun budget friendly semakin meningkat. Case yang terjadi pada saya adalah; saat temen sekantor temen yang memiliki brand fashion dengan SKU yang tidak seberapa dan ingin membuat katalog yang proper, maka dia ingin mencari vendor yang bisa membuatkan foto tersebut dengan budget yang make sense. Dan saat itu dia minta dibuatin oleh in-house production saya. Di luar sana per SKU (dengan 3-5 angle foto untuk website) dihargai Rp 100-125rb. Vendor siapin segala macem printilan foto katalog, sementara brand owner tinggal kirim barang, pilih model (bule/lokal), dan terima foto katalog siap upload website setelahnya (of course edit2 raw image juga ke vendor ini ya gengs). Pokoknya era ini adalah era dimana fotografer (atau orang yang suka arrange photoshoot) yang bekerja keras dengan networking yang luas akan dapat menguasai bisnis.
Ternyata saat saya bekerja di kantor sekarang, saya beberapa kali mendapat email tawaran dari fotografer (ataupun kelompok usaha) mulai dari yang amatir sampai yang profesional menawarkan jasa Campaign Image dan Foto Katalog. Mulai dari harga 100rb/SKU tadi, sampai yang harga fotografernya aja ngalahin gaji saya sebulan. Apakah saya pakai one of the? Most likely yes :)
Jadi buat kamu yang suka foto dan dunia photoshoot, coba deh bikin project-project seperti ini, kumpulin potofolio (dan temen) lalu mulai jualan. Demand-nya menurut saya masih akan meningkat mengingat banyak sekali business owner baru setiap hari sebagai konsekuensi dari berkembangnya teknologi ecommerce.
2. Videografer
Video saat ini sedang menjadi media yang paling digemari anak muda. Mulai dari video 15 detik hingga berjam-jam. Sayangnya tidak semua orang memiliki skill video recording dan video editing. Kembali lagi, karena background industry saya adalah fashion, di setiap kali bikin photoshoot, setidaknya saya butuh videografer buat bikin BTS atau Behind The Scene video. Biasanya sih pakai inhouse, nah karena sekarang gak punya in-house production, apa-apa bayar deh, termasuk bikin video dan budgetnya lumayan yhaaa.
Sekarang dengan semakin tingginya kebutuhan akan estetika dan kreatifitas konsep video, mulai banyak yang ingin membuat video yang lebih appealing. Apalagi kalau kamu bisa operate drone atau video underwater, beuh, harganya akan semakin mahal. Vendor-vendor opentrip aja sekarang sudah jago bikin video pakai drone untuk promosiin tempat wisata, kebayang kan keindahan pulau Cinta, Rinjani atau Sumba dilihat pakai helicopter view, pasti makin banyak yang ingin kesana. Nah disinilah seorang videografer bisa mencari peluang.
Awalnya bisa bikin project lucu-lucuan aja sama temen, misal dia suka traveling, kamu bisa menawarkan buatin dia video. Atau yang paling mudah, cewek-cewek yang lagi pengen jadi beauty vlogger. Rata-rata anak seumuran saya udah males belajar videografi walaupun simple, coba deh tawarin ke mereka mau gak dibuatin video. Banyak area video yang bisa dieksplor, prinsipnya perbanyak ilmu, referensi, dan pertemanan.
3. Content Writer
Saya dulu pernah menjadi Editor in Chief sebuah iternal e-magazine, untuk membuat artikel e-magz tersebut, tim saya membuka lowongan untuk kontributor dengan bayaran 100rb per artikel. Di tempat yang sekarang, saya juga meng-outsourcing-kan pekerjaan pembuatan artikel di website namun yang menghandlenya adalah sebuah perusahaan profesional yang memiliki copywriter.
Menulis sebenarnya adalah hal yang paling saya suka, saya pernah menjadi content writer untuk salah satu media, namun kesibukan saya membuat saya tidak konsisten dan akhirnya saya tinggalin. Beberapa teman juga pernah minta bantuan saya untuk menjadi content writer mereka, seringnya sih kalau artikelnya saya suka, saya tidak akan mengenakan charge. Sementara kalau tidak saya suka, saya tolak deh. Hehe. Sekarang kalau ada ide nulis, cukup bikin di blog, facebook, bahkan insta story. Ehehehe. Pekerjaan sampingan sebagai writer ini ternyata bisa menambah uang jajan, apalagi kalau kamu membuat kelompok kerja yang tidak hanya menyediakan tulisan tapi juga gambar dan video. Nah balik lagi kan, gambar dan video pasti akan menambah harga content kamu.
Anyway lowongan sebagai freelance writer banyak sih, coba kamu cari deh. Bisa untuk perseorangan, atau kalau mau lebih profesional kamu bisa menjadi bikin usaha sampingan sebagai content creator (bukan content creator di instagram gitu ya) yang menyediakan berbagai service mulai dari membuat artikel, artikel yang dilengkapi foto, dan artikel yang dilengkapi video. Beberapa saat lalu, saya diapproach orang di linkedin yang menawarkan jasa serupa, ada juga yang dari agency, ada juga perusahaan yang bergerak di bidang media yang menawarkan jasa content creator. Kalau perusahaan besar saja membuat lini bisnis seperti ini, artinya demandnya ada kan? Or simply be a travel contributor, masih banyak yang mau menampung artikel travel apalagi di daerah yang belum banyak terjamah.
4. Social Media Officer
Ternyata banyak juga brand yang belum punya digital marketing staff atau social media admin, namun malas pakai agency sehingga mereka mencari freelance social media officer. Tugasnya variatif, ada yang cuma disuruh upload, ada yang harus siapin contentnya juga. Fee-nya pun tergantung dari tingkat keribetan pekerjaan. Kalau misalnya kamu suka main socmed, tidak ada salahnya loh menawarkan diri ke grup-grup FB atau internet forum untuk jasa ini.
Beberapa bulan lalu, saya dapat email juga dari salah satu start up yang salah lini usahanya adalah menyediakan social media admin. Pernah juga seorang teman menawari saya pekerjaan semacam ini, asli kadang saya nyesel kenapa saya suka menolak rejeki, tawaran tersebut saya tolak. Saya rasa opportunity ini cukup banyak di luar sana. Salah satu skill untuk meningkatkan fee kamu adalah kemampuan copy writing, dan photoshop, serta taste yang harus bagus agar social media feed klien kamu lebih menarik.
5. Digital Ads Consultant
Facebook Ads, Instagram Ads, Google Ads, dan digital-digital banner lainnya adalah mesin converter penjualan bagi pelaku social-commerce maupun e-commerce. Namun bagi mereka yang usahanya masih kecil, seringnya mereka tidak punya in-house staff ataupun agency yang mengerjakan. Saat saya pegang small e-commerce, saya pernah hire digital ads consultant yang tugasnya membuat strategi digital ads dan menjalankannya. Dia adalah anak agency yang memang sehari-harinya menjalankan ads sehingga pekerjaan ini sangat mudah baginya. Sementara bagi saya, fungsi dia sangat membantu pekerjaan saya. Fee diapun lebih terjangkau jika dibanding dengan agency, dan daripada ngajarin staff baru mending saya bayar orang berpengalaman seperti dia dengan harga yang menurut saya lebih fair. Feenya biasanya sekitar 5-15% dari jumlah Digital Ads perusahaan kita. Mayan kaan?
6. KOL Agency
Selama hype KOL berlangsung, saya adalah orang yang cukup sering bekerjasama langsung dengan para KOL ini, simply karena budget marketing saya terbatas. Namun saya tidak pernah sadar, ternyata di luar sana orang-orang lebih suka hal yang simple: cari orang yang bisa bantuin manage paid promote atau endorse ke KOL untuk menggunakan produk yang mereka jual. Biasanya nih yang pakai jasa KOL agency adalah mereka yang memiliki toko online palugada (apa yang lu mau gue ada) mulai dari obat pemutih, catokan, baju, hingga voucher game. KOl yang dipakai pun variatif, mulai dari KOL mikro, makro, mega hingga selebritis.
Feenya KOL agency lumayan loh, berkisar 5-20% dari harga kontrak. Pertanyaan selanjutnya untuk memulai pekerjaan sampingan ini adalah: Ngurusin KOL ribet gak sih? Tergantung, tapi sejak 2014 pegang KOL saya lebih sering ketemu yang kooperatif daripada yang ngeselin. Apalagi sekarang para KOL ini lebih mudah diapproach, sehingga lebih memudahkan kamu yang ingin menjadi KOL agency. Tugasnya apa? Mulai dari menghubungi KOL, dealing, menyediakan content (atau bisa juga content dari klien) hingga bertanggung jawab agar KOL posting sesuai tanggal yang disepakati. Very fun!
Demikian beberapa side job yang bisa kamu coba buat nambah uang jajan. Jangan seperti saya yang lebih suka main daripada nambah uang jajan yhaaa, hehehe. Sebenarnya beberapa kali saya diapproach teman untuk menjadi Marketing Consultantnya, namun saya tolak karena pekerjaan saya membutuhkan banyak energi dan waktu saya sehingga kalau liburnya seringnya memilih istirahat biar gak stress. Tapi kalau misalnya teman saya ingin diskusi untuk bikin Marketing Plan, saya akan dengan senang hati membantu.
Well, saya lebih suka pekerjaan volunteering seperti itu. Jadi kalau kalian lagi merintis usaha dan butuh brain storming, kabarin aja ya. Mungkin kita bisa diskusi santai sambil jajan. Atau kalau kalian punya project di bidang Art, seperti membuat art exhibition, saya akan dengan senang hati mau jadi volunteer. Atau boleh juga di bidang pendidikan.
Anyway, masih ada beberapa side job lain seperti MUA & Hair Dresser yang bisa jadi sampingan tapi lagi belum dapet angle untuk nyeritainnya. Semoga artikel ini bermanfaat ya Gengs, dan kalian bisa lebih explore bakat kalian supaya bisa bekerja dengan passion dan hati yang bahagia, walaupun itu hanya pekerjaan sampingan.
xoxo,
M
No comments:
Post a Comment